Goresan Mahakarya Sang Maestro Dalam Pameran Lukisan Istana Presiden Di Galeri Nasional Indonesia
Selasa, Agustus 15, 2017Dalam
rangka memeriahkan hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-72, Kementrian
Sekretariat Negara kembali menggelar pameran lukisan kepresidenan RI dengan
tema “Senandung Ibu Pertiwi”, yang akan berlangsung mulai tanggal 02 Agustus
2017 sampai dengan 30 Agustus 2017. Di Galeri Nasional Indonesia, Jl. Medan
Merdeka Timur No.14- Jakarta Pusat. Buka dari jam 10:00-20:00.
Sumber: lifestyle.bisnis.com |
Pada
hari Rabu, 9 Agustus 2017. Aku dan beberapa teman blogger lainya mendapat
undangan dari JadiMandiri untuk berkesempatan menghadiri acara pameran lukisan
Istana Presiden di Galeri Nasional Indonesia.
Mengapa
pameran lukisan tahun ini diberi tema “Senandung Ibu Pertiwi”?
Karena
pameran ini menggambarkan tentang Ibu Pertiwi sebagai “Tanah Air”, yang
merupakan tempat lahirnya sebuah identitas disatu sisi dan di sisi lain,
“Kekuatan Alam” yang membentuk cara pandang masyarakat terhadap pelbagai hal
dalam kehidupannya.
Ada
terdapat 48 karya lukisan dari 41 para pelukis hebat yang ditampilkan dalam
pameran. Lukisan tersebut menceritakan berbagai keragaman alam, dinamika
keseharian, tradisi dan identitas, serta mitologi dan religi.
Saat
pertama kali masuk ruang pameran, aku disuguhkan oleh sebuah lukisan yang menggambarkan
tentang perkawinan adat Rusia, yang merupakan hasil karya dari tangan
kreatifnya Konstantin Egorovick Makovsky atau yang lebih dikenal dengan
Makovsky. Lukisan yang diperkirakan berusia 125 tahun ini merupakan salah satu
koleksi yang berada di Istana Presiden. Karya Makovsky yang berukuran 295 x 450
sentimeter ini adalah hadiah dari rakyat Rusia melalui pimpinan Uni
Republik-Republik Sosialis Soviet, Nikita Khrushchev. Dalam pameran lukisan di
Galeri Nasional, lukisan tersebut ditampilkan dalam bentuk LED, karena
mengingat usianya yang sudah sangat tua dan berukuran besar, sehingga sangat
beresiko jika harus diturunkan dari dinding Istana Presiden. Meski hanya
ditampilkan dalam layar LED, aku tetap bisa menikmati lukisan tanpa mengurangi
sedikit pun detail keindahan yang terdapat dalam lukisan.
Lukisan karya Makovsky. Sumber: koleksi foto Dian H |
Selain
lukisan Makovsky, saya juga disuguhkan dengan keindahan lukisan dari Basoeki
Abdullah. Salah satu lukisan karya Basoeki Abdullah yang terkenal adalah
lukisan Nyai Roro Kidul (Queen of the South Seas) yang dilukis pada tahun 1955,
dengan menggunakan cat minyak pada kanvas. Lukisan Basoeki Abdullah yang
pertama kali aku lihat saat di ruang pameran adalah lukisan Nyai Roro Kidul
tersebut. Pada saat melihat lukisan itu ingatan aku langsung melayang ke
cerita drama Korea The Legend Of The Blue Sea (para penikmat drakor pasti tau
drama ini hehe). Dalam lukisan Nyai Roro Kidul, sang Ratu laut selatan terlihat
sedang berada di dalam air, dengan goresan wajah yang anggun dan menawan. Mirip
sekali dengan gaya si Chung dalam drama The Legend Of The Blue Sea, yang sedang
berada di dalam air akuarium raksasa, bedanya si Chung dalam drama ini adalah
seorang putri duyung eheheh
Lukisan Nyi Roro Kidul
menggambarkan dengan kisah-kisah mitologis dan menyiratkan laut sebagai
ekosistem yang kompleks. Lukisan Nyai Roro Kidul adalah salah satu lukisan
Basoeki Abdullah yang dikoleksi oleh Presiden RI pertama, Soekarno. Dalam pameran,
lukisan ini dipajang pada subtema ‘Mitologi dan Religi’.
Adapun
lukisan Basoeki Abdullah yang lain, menggambarkan keindahan alam Indonesia, lukisan
yang telah dikoleksi sejak tahun 1942 oleh Soekarno, yaitu lukisan yang diberi
judul Pantai Flores, lukisan yang menggambarkan bahwa Indonesia bagian
timur memiliki keindahan alam yang sangat menawan dan tiada duanya. Lukisan Pantai
Flores dilukis pada kanvas berukuran 120x185cm, dengan harga berkisar
1.572.500.000.
Baru
ada 3 lukisan yang aku gambarkan dalam tulisan ini, masih ada 45 karya seni
lukis lagi yang harus kalian nikmati. Rasanya seni lukis lebih teresapi
keindahan goresan kuasnya jika dilihat langsung, bukan hanya sekadar membaca
pendeskripsian dari lukisan itu.
Masih
tersisa 15 hari lagi dari sekarang, untuk kalian bisa menikmati lukisan koleksi
Istana Presiden dalam pameran yang bertajuk Senandung Ibu Pertiwi di Galeri
Nasional Indonesia.
Tahun
ini merupakan pameran lukisan koleksi Istana Presiden yang diselenggarakan
kedua kalinya, setelah sukses dalam penyelenggaraan pameran lukisan tahun 2016
lalu.
Tujuan
dari diadakannya pameran ini adalah agar masyarakat dapat ikut menikmati karya
para seniman yang berkualitas tinggi di masa lalu; untuk menunjukkan
karya-karya unggulan seniman pada komunitas Internasional; dan juga sebagai
wujud komitmen Kementerian Sekretariat Negara dalam pemeliharaan karya-karya
seni unggulan dimasa lalu yang menjadi koleksi Istana Kepresidenan.
Selain
karya seni lukis Makovsky dan Basoeki Abdullah, kalian juga akan menemui
lukisan sang maestro hebat lainnya seperti karya lukis dari Raden Saleh Syarif
Bustaman pada salah satu lukisannya yang diberi judul Harimau Minum, lukisan
dari Barli Sasmitawinata dengan judul Perempuan Berkebaya, Alimin Tamin dengan
lukisan yang diberi judul Tiga Pedanda, Itji Tarmizi dalam lukisan lelang ikan,
I Gusti Ketut Kobot, Dullah, Hendra Guawan, Soedibio, Sudarso dan masih banyak
lagi para pelukis dengan karya-karyanya yang harus kalian pandang.
Jika
kalian ingin datang melihat-lihat pameran lukisan ini, ada beberapa peraturan
yang harus kalian patuhi, yaitu: dilarang merokok, dilarang menyentuh lukisan, dilarang
memakai jaket, dilarang membawa tas (akan ada penitipan barang di Galeri
Nasional), dilarang memakai topi dan kacamata gaya, dilarang membawa hewan
peliharaan, dilarang membawa kamera (kecuali kamera ponsel), dilarang makan dan
minum, dilarang memakai blitz saat menggambil gambar, dilarang membawa tongsis
(jadi kalo mau wefie wefie rusuh di luar ruang pameran aja ya 😀), dilarang
membuang sampah sembarangan (ini mah udah pasti ya? Nggak hanya di dalam ruang
pameran saja, dimanapun tetap jangan buang sampah sembaranga ya 😊),
dan dilarang bersuara keras apalagi sampe teriak 😂
Selama
pameran, ada beberapa kegiatan yang juga bisa kalian ikuti. Berikut jadwal
kegiatan pameran:
1 Workshop
melukis tas kanvas bersama komunitas difabel (10 Agustus 2017)
2 Diskusi
para pakar: Menjaga Ibu Pertiwi (19 Agustus 2017)
3 Lomba
lukis kolektif tingkat nasional (26 Agustus 2017)
4 Workshop
menjadi apresiator seni terhebat se-Jabodetabek (29 Agustus 2017)
. Tur
galeri (setiap Sabtu dan Minggu, pukul 10:00 WIB)
Oiya.
selain karya seni lukis yang dapat kalian nikmati, disekitar lukisan juga
terdapat keterangan dari lukisan tersebut dan kalau kalian ingin tahu lebih
tentang lukisan itu kalian bisa tanya langsung ke pemandu yang berada dalam ruang pameran dan memakai baju
seragam warna merah. Yang seragam ya! Jangan sampe nanti ketemu orang baju merah
ditanya juga, eh ternyata dia juga pengunjung hehe
Heiyaa..
pameran ini GRATIS! Tanpa dipungut biaya sepeser pun. Kalian hanya perlu
mematuhi peraturan yang sudah dibuat jika ingin menikmati mahakarya seni lukis
sang maestro dalam menggoreskan kuasnya di atas kanvas dengan perpaduan
warnanya yang indah dipandang.
Terimakasih
JadiMandiri atas undangannya 😊
Sebelum pulang fotbar dulu hehe.. Sumber: JadiMandiri dan diedit oleh Dian |
GalNas
Yuk!
0 komentar