Jangan Diskriminasi Mereka!
Rabu, Desember 12, 2018
sumber gambar: ourlitoe |
Jika kita berbicara mengenai seseorang yang terinfeksi virus HIV, pikiran-pikiran negatif mungkin akan secara spontan bermunculan dibenak kita. Terlebih jika orang yang terkena HIV ada di sekitar kita, perlakuan diskriminatif, secara sengaja akan hinggap, sehingga kita beranggapan bahwa orang yang terkena HIV sebagai sesuatu yang harus dijauhi. Sampai-sampai kita tidak ingin berbicara dengannya, menyentuh, atau mungkin saja ada yang sampai memutus hubungan pertemanan atau kekeluargaan. Padahal seharusnya, kita tidak perlu menjauhi mereka, justru seharusnya kita bisa lebih dekat dengan mereka, supaya mereka dapat bertahan hidup untuk melanjutkan mewujudkan impian dan harapannya.
Aku pernah membaca
sebuah novel yang mengangkat isu mengenai seseorang yang terkena virus HIV,
novel romance namun terdapat pembelajaran di dalamnya. Judulnya The Truth About Forever yang ditulis
oleh Orizuka. Sudah lama sekali aku membacanya, sekitar empat tahun lalu.
Di dalam novel
tersebut, diceritakan seseorang yang terkena HIV tidak harus untuk dijauhi,
karena virus HIV tidak akan menular hanya dengan menggunakan toilet bergantian,
bertukar pakaian, berbagi makanan atau minuman, berenang disatu kolam yang
sama, gigitan nyamuk, keringat, tinggal seatap dengan orang yang terinfeksi,
bersalaman atau berjabat tangan, dan berciuman. Hal-hal tersebut tidak akan
membuat kita tertular dengan virus HIV, sehingga kita tidak perlu menjauhi
mereka yang terkena HIV.
Awalnya aku mengira,
bahwa cerita dalam novel tersebut semuanya hanya karangan belaka, tapi ternyata
tidak. Yang fiktif hanya kisah romansa dalam novel tersebut. Dalam tulisannya
itu, memang Penulis ingin menyampaikan kepada masyarakat bahwa seseorang yang
terinfeksi virus HIV tidak harus kita jauhi, justru perhatian kita terhadap
mereka yang terinfeksi HIV sangat dibutuhkan agar semangat menjalani
kehidupannya.
Kita harus tahu, bahwa
HIV berbeda dengan AIDS. Jadi, HIV adalah virusnya. Seseorang yang terkena
virus HIV masih dapat terlihat sehat. Sama halnya seperti seseorang yang
terdiagnosis hipertensi atau diabetes yang akan tetap terlihat biasa saja. Sedangkan
AIDS yang memiliki kepanjangan Acquaired Immune
Deficiency Syndrome merupakan kumpulan gejala penyakit yang muncul akibat
semakin lemahnya kekebalan tubuh. Masyarakat juga harus tahu bahwa HIV ada
obatnya. Obatnya memang tidak untuk menyembuhkan, akan tetapi dapat melemahkan
virus yang sudah tersebar pada aliran darah. Obatnya dikenal dengan nama ARV
atau Antiretroviral.
Obat ini harus
dikonsumsi secara teratur oleh seseorang yang sudah terinfeksi virus HIV seumur
hidupnya, supaya kekebalan tubuhnya tidak melemah. Obat ARV juga sudah
diberikan secara gratis oleh pemerintah, sehingga tidak ada alasan untuk orang
yang sudah terinfeksi virus HIV untuk tidak meminumnya. Agar mereka mau meminumnya secara teratur mereka juga membutuhkan
dukungan dan perhatian dari orang-orang di sekitarnya.
Mungkin masih akan ada beberapa
orang yang meragukan obat ARV dan beranggapan bahwa jika sudah terkena HIV
harapan hidupnya tidak akan lama lagi. Buang jauh-jauh pikiran seperti
itu, karena ARV benar bisa menjaga ketahanan tubuh seseorang yang sudah terkena
virus HIV. Sebagai contoh, beberapa hari lalu aku mengikuti acara peringatan
hari AIDS sedunia yang diperingati setiap tanggal 1 Desember. Di sana aku
bertemu dengan seseorang yang sudah terinfeksi virus HIV sejak 2003. Namanya ibu
Yuli. Beliau terinfeksi virus HIV yang tertular dari suaminya. Ibu Yuli
menyadari bahwa ia terinfeksi virus HIV saat sedang mengandung anak pertama. Saat
mengetahui hal itu, ibu Yuli mengikuti semua saran yang dokter berikan untuk
rutin mengkonsumsi obat ARV. Berkat kuasa Allah dan kepatuhan ibu Yuli dalam
mengkonsumsi ARV, anak yang lahir dari ibu Yuli dapat dinyatakan terbebas dari
virus HIV, sampai memiliki tiga anak, tidak ada satu pun yang terinfeksi virus
HIV. Ibu Yuli pun masih menjalankan kehidupannya seperti biasa hingga saat ini.
Sudah 15 tahun ibu Yuli
terinfeksi virus HIV dan selama 15 tahun itu juga ibu Yuli rutin mengkonsumsi
obat ARV, sehingga ibu Yuli tetap terlihat sehat seperti biasanya.
Jika ibu hamil
mengabaikan dalam meminum obat ARV, kemungkinan besar si anak akan terkena
virus HIV juga. Karena, virus HIV hanya dapat menular melalui hubungan seksual,
berbagi jarum suntik, ibu hamil yang terinfeksi HIV ke bayi dalam kandungannya,
transfusi darah dan produk darah lainnya yang terkontaminasi HIV serta pemakaian
narkotika.
Sebelum terinfeksi
virus HIV yuk kita cegah dengan tidak mengkonsumsi narkoba, melakukan seks
bebas dan juga memakai jarum suntik secara bergantian.
Jika sudah terinfeksi,
ikuti petunjuk dokter dan jangan lupa untuk selalu mengkonsumsi ARV secara
rutin. Untuk orang terdekatnya, selalu beri dukungan, perhatian dan jangan
diskrimanasi mereka agar mereka terus bertahan hidup dan melakukan hal-hal
positif dalam hidupnya.
#StopNarkoba
#SayaBeraniSayaSehat
Salam,
0 komentar